Saturday, February 3, 2007

Sumpek

Beberapa hari terakhir, Kairo menjadi tempat yang menyenangkan bagi sebagian orang. Lihat; antusiasme orang-orang berkunjung ke pameran buku terbesar kedua di dunia, rapat-rapat di sekretariat, liburan musim dingin, juga cuaca yang mulai bersahabat. Sayangnya, itu tak berlaku untukku. Berangkat ke Cairo International Book Fair dengan duit pas-pasan, adalah contoh paling riil untuk peribahasa lama; seperti pungguk merindui bulan. Sungguh jengkel rasanya melihat deretan buku-buku menggiurkan namun tak terbeli. Benar, bukan aku satu-satunya orang yang mengeluh karena tak ada dana membeli buku. Benar, buku-buku yang aku beli tahun lalupun tak semuanya sudah terbaca. Tapi begini, soal duit lebih dikarenakan timing yang kurang pas. Kebetulan cadangan dana sudah terkuras untuk membeli "alat tulis" awal Januari lalu. Tentu, buatku, memulihkan dompet tak semudah membalikkan telapak tangan. Karenanya, maafkan jika tiba-tiba air mukaku berubah seketika saat kamu bercerita tentang buku apa saja yang barusan kamu beli. Maafkan pula, jika tiba-tiba aku keluar dari ruangan sambil bernyanyi sekencang-kencangnya saat kalian ngobrolin si A yang menghabiskan ribuan pound untuk beli buku. Dan maafkan pula, jika tiba-tiba aku memakimu saat mengeluh tak punya duit, sementara di tanganmu ada buku-buku baru yang aku sendiri tak sanggup membelinya.

Apa lagi ya? Males rasanya bercerita tentang rapat, liburan musim dingin, juga cuaca yang mulai membaik. Nanti malah dipenuhi dengan keluhan dan caci maki. Oia, kemarin kudengar Hanung Bramantyo sudah tiba di Kairo. Hari ini ada casting untuk beberapa pemeran pembantu untuk film Ayat-Ayat Cinta. Mungkin aku berangkat. Bukan. Bukan untuk ikutan casting. Aku hanya ingin bertanya kepada mas Hanung, kenapa sih dia bikin film Lentera Merah? Ga banget deh.

p.s mungkin benar, manusia memang diciptakan penuh dengan keluh kesah. Aku yang saat ini duduk nyaman sambil menghisap A Mild ditemani secangkir Kapal Api saja masih bisa mengeluh. Hehehe...

2 comments:

Anonymous said...

Nang.. nang..
tak kirain kamu gak ngrokok Le.. Le..
quote: "Dan maafkan pula, jika tiba-tiba aku memakimu saat mengeluh tak punya duit, sementara di tanganmu ada buku-buku baru yang aku sendiri tak sanggup membelinya."
yawes.. dimaapken.. mengeluh tak punya duit, sementara ditanganmu ada sebatang AMild. itu AMild-nya minta punya temen ya Nang? :D kukira di Cairo gak boleh ngrokok ;p
kapan kita bisa ngudud bareng nang? ^_^

fuddyduddy said...

Mbah, wes mari urong sumpeke!?
Nek mari ndang mrene, cah2 kangen iki lho!!. NU