Seseorang bilang; acapkali orang mencemaskan masa depan, padahal ia tak cukup mengerti apa yang sedang terjadi saat ini.
Kadang aku begitu. Dihantui kecemasan akut akan sesuatu yang belum tampak, sementara mengeja apa yang adapun aku tak bisa. Saat itu terjadi, biasanya aku cepat-cepat menarik diri. Semacam jeda untuk membaca ulang diri. Masalahnya, kontemplasi membutuhkan waktu. Dan hanya orang tolol yang tak tahu kalimat bijak bestari berikut; waktu tak pernah menunggu. Maka selalu saja ada kesenjangan antara hasil perenungan dengan realitas yang digeluti. Maksudku, ketika merasa selesai dengan satu persoalan, muncul pula persoalan-persoalan lain untuk dituntaskan. Ini bisa memicu masalah besar. Dan ya, aku mengalaminya beberapa hari terakhir. Ketika beberapa orang dalam jejaring sosialku menuntut terlalu banyak di saat harus memecah konsentrasi dalam beberapa hal. Jelas, ada tarik ulur kepentingan di sini. Ujung-ujungnya konflik lagi, belajar dewasa lagi.
Hmm, semuanya akan baik-baik saja. Semoga.
1 comment:
yang penting optimis kan mas?
Post a Comment