Sepanjang hari aku tak keluar rumah. Tadi pagi bangun terlambat. Keluar dari kamar mandi ternyata sudah iqamat. Masuk kamar untuk sholat Subuh. Jelas-jelas sudah telat sih, tapi bagaimana lagi? Toh sudah sejak kemarin lampu di kamar byar-pet, makanya kumatikan saja. Korelasinya dengan telat sholat subuh? Ya jelas lah. Kamarnya kan masih gelap. Hehe.
Sembari menunggu air panas untuk menyeduh kopi, kunyalakan komputer. Saddam Hussein dieksekusi hari ini. Aku tak bisa menggambarkan perasaanku setelah membaca berita itu. Ya, aku memang berada dalam wilayah abu-abu. Otakku terlalu pas-pasan untuk bisa mencerna ada apa di balik berita tentang Irak. Yang aku tahu Saddam dieksekusi, penduduk Syi'ah bernyanyi menari, lalu beberapa saat kemudian ada bom menyalak menghantarkan puluhan nyawa menyusul Saddam. Tragis.
Konflik. Pelik. Dan selama manusia masih menggunakan kosakata lama; balas dendam, maka akan selalu ada darah tumpah. Lagi dan lagi.
Sementara di perairan Masalembo, Senopati tenggelam. Ratusan penumpang belum diketahui nasibnya. Beberapa selamat memang. Hanya beberapa. Di sini aku jelas tak bisa melakukan apa-apa. Jangankan melakukan sesuatu, menangispun aku tak. Yang pasti, beberapa tahun sebelum aku lahir, di perairan yang sama Tampomas tenggelam. Aku memang belum lahir ketika berita itu ada. Tapi aku pernah mendengar Iwan Fals bernyanyi untuk Tampomas, dan aku belum lupa syair lagunya.
Mungkin nanti akan ada lagu baru lagi, judulnya Senopati.
Berikutnya kabar dari Saudi. Jama'ah haji Indonesia kelaparan karena katering gagal. 24 jam mereka tak menerima ransum. Banyak yang pingsan. Ada pula yang dikabarkan meninggal karena penyakit jantung. Katanya, karena telat obat. Padahal obatnya baru bisa diminum setelah makan. Tak ada ransum tak ada obat. Tragis.
Dan seperti biasa, aku tak bisa melakukan apa-apa. Bahkan untuk menyalahkan pihak tertentu pun tak. Biarlah jama'ah haji yang bisa menerima "ujian" semacam ini mendapatkan pahala. Biarlah mereka yang "menguji" para jama'ah terbuka hatinya.
Hari ini Idul Adha. Di mana-mana orang berbicara tentang semangat berkorban. Di mana-mana orang bertutur ulang kisah Ibrahim dan Ismail. Di mana-mana orang menyambut hari raya. Dan di sini, aku tak melakukan apa-apa. Di rumah saja. Membaca berita. Mendengar mp3 mengalun dari speaker. Menghirup kopi. Membakar tembakau. Menghajar jantung dan paru-paru. Beberapa jam ini dadaku terasa sesak. Mungkin karena kebanyakan merokok. Bukan karena muak melihat dunia yang semakin bobrok.
nb.
Judul di atas terinspirasi dari ucapan seorang kawan. Dia bilang, "... a word human needs another exact meaning, rather then what it looks today: self-vacant..."
Oia, ada yang hafal Blowing In The Wind-nya Bob Dylan? Nyanyi sama-sama yuk?
No comments:
Post a Comment